Understanding Mindset
Pada bagian ini kita akan membahas lebih dalam tentang mindset yang merupakan faktor kunci bagi kita untuk menjadi pribadi yang optimis, berpengaruh, dan tidak mudah menyerah dalam menjalani kehidupan untuk menggapai impian. Mengapa mindset? Karena mindset adalah dasar kita untuk bersikap dan berperilaku. Jadi, untuk mengubah sikap dan perilaku, kita harus langsung menuju ke akar masalahnya. Setuju? Oke, let’s start!
Anda mungkin sering mendengar istilah mindset atau pola pikir, namun apakah sebenarnya mindset itu? Bagaimana peranannya dalam membentuk sikap dan perilaku? Mengapa mindset sangat penting? Dan segudang pertanyaan lagi yang mungkin akan muncul terkait dengan mindset.
Kita dapat melihat bahwa banyak sekali tulisan dan perbincangan yang membahas mengenai mindset dan dikaitkan dengan sikap dan pola perilaku seseorang, terutama untuk mencapai kesuksesan dan beberapa di antaranya juga membahas mindset yang keliru sehingga menjadi penghambat dalam proses pencapaian sukses dan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa mindset sangat besar pengaruhnya dalam diri setiap manusia sebagai dasar yang membentuk pola perilaku, dan pada akhirnya membuat kita tertarik untuk lebih mengenalinya sehingga kita dapat mengoptimisasi potensi diri. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa belum banyak ahli psikologi dan terapis pikiran (mental) yang mengulas mindset secara mendalam.
Pada umumnya, mindset yang dibahas di beberapa artikel, buku, maupun seminar-seminar hanya terbatas pada penjelasan mengenai keunggulan dan fungsi mindset yang bertujuan menjaga kita tetap berada pada comfort zone (zona nyaman). Untuk mampu mencapai kesuksesan kita harus keluar dari zona nyaman tersebut dan melakukan perubahan pada mindset dengan berbagai teknik seperti afirmasi positif secara terus-menerus, berpikir positif, memposisikan diri sama seperti orang-orang sukses di sekitar kita, menyusun tujuan hidup, berani memiliki impian yang tidak masuk akal, dan lain sebagainya. Namun, menurut saya apabila kenyamanan yang tercipta tersebut (secara sadar atau tidak sadar) adalah kenyamanan dari mindset yang sebenarnya sudah excellent, kita tidak perlu melakukan perubahan secara terus-menerus. Karena memang itulah keunikan dari mindset yang berada di pikiran bawah sadar kita, yaitu konsistensi.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengoptimisasi mindset dengan terus meningkatkan potensi diri. Tapi, bagaimana jika mindset yang terbentuk selama ini adalah mindset yang keliru? Apakah harus diubah? Jawabnya ya, karena mindset yang keliru sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Contoh ini yang saya ambil dari buku The Secret of Mindset tulisan Adi W. Gunawan, penerbit Gramedia Pustaka Utama, coba Anda bayangkan jika ada orang yang mindsetnya “uang adalah sumber segala kejahatan”? Hal ini akan membuatnya memiliki pandangan yang negatif terhadap uang dan mendorongnya untuk selalu berperilaku menjadi orang miskin (dalam hal materi), padahal sesungguhnya dia menyadari bahwa uang itu sendiri bukanlah sumber kejahatan. Lha wong uang itu benda mati kok. Nah, menurut Anda siapa yang jahat? Tentu manusia yang punya uang dan memiliki mindset “dengan uang aku bisa melakukan segalanya”. Akan tetapi karena mindsetnya yang demikian (uang adalah sumber segala kejahatan), secara tidak sadar sikap dan perilakunya akan mengikuti program tersebut (sifat konsistensi) sehingga merugikan dirinya sendiri dan orang lain (orang tua, istri/suami, anak-anak, kerabat, teman, dan kenalan). Jadi, untuk bisa memahaminya sangat perlu bagi kita untuk memulainya dari dasar.
Ketika kita melihat, membaca, mendengar suatu hal yang baru dan menarik akan membuat kita ingin mengenalnya lebih jauh. Nah, apakah Anda sudah mengenal mindset? Mengenal mindset yang saya maksud di sini adalah memahaminya mulai dari definisi mindset, bukan dari keunggulan ataupun fungsinya saja, sehingga kita dapat lebih mengerti proses atau mekanisme serta cara untuk membentuk mindset yang excellent. Perlu diketahui bahwa kata mindset merupakan gabungan dari dua kata yaitu mind dan set. Jika Anda membuka kamus The Concise Oxford Dictionary, 9th Edition dan mencari definisi mind, maka Anda akan menemukan ada delapan definisi mind dalam bentuk kata benda serta enam definisi dalam bentuk kata kerja. Sedangkan kata set didefinisikan sebanyak 36 dalam bentuk kata kerja, 24 dalam bentuk kata benda, dan tujuh dalam bentuk kata sifat. Saya tidak akan menguraikan definisi mind dan set tersebut secara terpisah, tetapi tentu kita dapat memperkirakan bahwa sungguh luar biasa dalamnya makna yang akan terbentuk dari gabungan kata mind dan set. Dan ternyata, mindset didefinisikan hanya satu kali dan secara singkat menurut kamus The Concise Oxford Dictionary, 9th Edition (dalam bentuk kata benda), yaitu:
Definisi mindset berikutnya saya ambil dari Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, 6th edition (dalam bentuk kata benda), yaitu:
Dari kedua definisi di atas, apakah Anda sudah memahami mindset yang sebenarnya? Mari kita kupas lebih dalam mengapa dua kamus yang notabene berasal dari penerbit yang sama (Oxford University Press) tersebut agak berbeda mendefinisikan mindset. Definisi mindset tersebut memang berbeda, akan tetapi kita harus memahami bahwa makna (meaning) yang terkandung di dalamnya adalah sama.
Hmmm, apa maksudnya ini, kok makin ribet? Baiklah, mari kita lihat kembali kedua definisi di atas. Dari definisi mindset tersebut kita dapat memilah ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan. Pertama, mindset merupakan sebuah keadaan dari pikiran manusia yang dibentuk dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Kedua, mindset terdiri dari kumpulan sikap atau penetapan gagasan dan sulit untuk diubah. Kumpulan sikap atau penetapan gagasan tersebut tentu terbentuk melalui proses, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dialami oleh manusia. Semakin sering suatu peristiwa dan informasi masuk ke dalam pikiran, maka akan semakin mudah untuk diterima sebagai program pikiran (membentuk mindset) sehingga pada saat tertentu program tersebut sangat sulit untuk diubah. Bagaimana, sudah lebih jelas?
Mindset dikatakan sulit untuk diubah dikarenakan sifat mindset yang konsisten dengan keadaan awal terbentuknya. Ingat, bahwa mindset terbentuk dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Peristiwa-peristiwa di sini dimaksudkan sebagai informasi, pengalaman, atau kejadian yang mendukung untuk sebuah pemikiran yang sama. Jadi, sekali mindset terbentuk akan sangat sulit diubah karena mindset yang terbentuk tersebut betujuan untuk melindungi diri manusia. Namun, sesuatu yang sulit bahkan sangat sulit untuk diubah bukan berarti tidak bisa, tetap ada cara yang bisa dilakukan untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa pengalaman orang-orang hebat seperti Albert Einstein, Thomas A. Edison, dan bahkan orang-orang yang mungkin ada di sekeliling kita. Misalnya, seseorang yang pada masa kecilnya adalah orang yang sangat pemalu berubah menjadi pemimpin di organisasi atau perusahaan, orang yang sebelumnya telah divonis dokter akan tidak bisa hidup lebih lama lagi ternyata bisa sembuh dan sehat, atau orang yang pada masa kanak-kanak dianggap sebagai anak yang bodoh yang kurang mampu untuk belajar di sekolah ternyata menjadi seorang penemu yang sangat terkenal, dan banyak pengalaman lain yang di luar keadaan yang biasa terjadi. Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan perubahan terhadap mindset baik disadari atau tidak.
Banyak studi dan praktik yang dilakukan oleh para akademisi maupun praktisi di bidang psikologi terhadap potensi dan kekuatan pikiran manusia dan hal tersebut masih dilakukan hingga saat ini. Pada masa sekarang telah terdapat banyak metode dan teknik yang bisa dilakukan untuk mengubah pola perilaku seseorang sehingga seseorang tersebut dapat keluar dari belenggu mindset-nya yang keliru. Nah, pada bagian selanjutnya kita akan membahas lebih dalam bagaimana proses perubahan mindset tersebut sangat mungkin untuk dilakukan.
Thanks for reading.
Salam Excellent,
Budi Andryan S. Pandia.
Anda mungkin sering mendengar istilah mindset atau pola pikir, namun apakah sebenarnya mindset itu? Bagaimana peranannya dalam membentuk sikap dan perilaku? Mengapa mindset sangat penting? Dan segudang pertanyaan lagi yang mungkin akan muncul terkait dengan mindset.
Kita dapat melihat bahwa banyak sekali tulisan dan perbincangan yang membahas mengenai mindset dan dikaitkan dengan sikap dan pola perilaku seseorang, terutama untuk mencapai kesuksesan dan beberapa di antaranya juga membahas mindset yang keliru sehingga menjadi penghambat dalam proses pencapaian sukses dan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa mindset sangat besar pengaruhnya dalam diri setiap manusia sebagai dasar yang membentuk pola perilaku, dan pada akhirnya membuat kita tertarik untuk lebih mengenalinya sehingga kita dapat mengoptimisasi potensi diri. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa belum banyak ahli psikologi dan terapis pikiran (mental) yang mengulas mindset secara mendalam.
Pada umumnya, mindset yang dibahas di beberapa artikel, buku, maupun seminar-seminar hanya terbatas pada penjelasan mengenai keunggulan dan fungsi mindset yang bertujuan menjaga kita tetap berada pada comfort zone (zona nyaman). Untuk mampu mencapai kesuksesan kita harus keluar dari zona nyaman tersebut dan melakukan perubahan pada mindset dengan berbagai teknik seperti afirmasi positif secara terus-menerus, berpikir positif, memposisikan diri sama seperti orang-orang sukses di sekitar kita, menyusun tujuan hidup, berani memiliki impian yang tidak masuk akal, dan lain sebagainya. Namun, menurut saya apabila kenyamanan yang tercipta tersebut (secara sadar atau tidak sadar) adalah kenyamanan dari mindset yang sebenarnya sudah excellent, kita tidak perlu melakukan perubahan secara terus-menerus. Karena memang itulah keunikan dari mindset yang berada di pikiran bawah sadar kita, yaitu konsistensi.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengoptimisasi mindset dengan terus meningkatkan potensi diri. Tapi, bagaimana jika mindset yang terbentuk selama ini adalah mindset yang keliru? Apakah harus diubah? Jawabnya ya, karena mindset yang keliru sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Contoh ini yang saya ambil dari buku The Secret of Mindset tulisan Adi W. Gunawan, penerbit Gramedia Pustaka Utama, coba Anda bayangkan jika ada orang yang mindsetnya “uang adalah sumber segala kejahatan”? Hal ini akan membuatnya memiliki pandangan yang negatif terhadap uang dan mendorongnya untuk selalu berperilaku menjadi orang miskin (dalam hal materi), padahal sesungguhnya dia menyadari bahwa uang itu sendiri bukanlah sumber kejahatan. Lha wong uang itu benda mati kok. Nah, menurut Anda siapa yang jahat? Tentu manusia yang punya uang dan memiliki mindset “dengan uang aku bisa melakukan segalanya”. Akan tetapi karena mindsetnya yang demikian (uang adalah sumber segala kejahatan), secara tidak sadar sikap dan perilakunya akan mengikuti program tersebut (sifat konsistensi) sehingga merugikan dirinya sendiri dan orang lain (orang tua, istri/suami, anak-anak, kerabat, teman, dan kenalan). Jadi, untuk bisa memahaminya sangat perlu bagi kita untuk memulainya dari dasar.
Ketika kita melihat, membaca, mendengar suatu hal yang baru dan menarik akan membuat kita ingin mengenalnya lebih jauh. Nah, apakah Anda sudah mengenal mindset? Mengenal mindset yang saya maksud di sini adalah memahaminya mulai dari definisi mindset, bukan dari keunggulan ataupun fungsinya saja, sehingga kita dapat lebih mengerti proses atau mekanisme serta cara untuk membentuk mindset yang excellent.
a fixed opinion or state of mind formed by earlier events.
(sebuah opini yang ditetapkan atau keadaan dari pikiran yang dibentuk oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya).
Definisi mindset berikutnya saya ambil dari Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, 6th edition (dalam bentuk kata benda), yaitu:
a set of attitudes or fixed ideas that somebody has and that are often difficult to change.
(sebuah kumpulan sikap atau penetapan gagasan yang dimiliki oleh seseorang dan yang sering sulit untuk diubah).
Dari kedua definisi di atas, apakah Anda sudah memahami mindset yang sebenarnya? Mari kita kupas lebih dalam mengapa dua kamus yang notabene berasal dari penerbit yang sama (Oxford University Press) tersebut agak berbeda mendefinisikan mindset. Definisi mindset tersebut memang berbeda, akan tetapi kita harus memahami bahwa makna (meaning) yang terkandung di dalamnya adalah sama.
Hmmm, apa maksudnya ini, kok makin ribet? Baiklah, mari kita lihat kembali kedua definisi di atas. Dari definisi mindset tersebut kita dapat memilah ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan. Pertama, mindset merupakan sebuah keadaan dari pikiran manusia yang dibentuk dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Kedua, mindset terdiri dari kumpulan sikap atau penetapan gagasan dan sulit untuk diubah. Kumpulan sikap atau penetapan gagasan tersebut tentu terbentuk melalui proses, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dialami oleh manusia. Semakin sering suatu peristiwa dan informasi masuk ke dalam pikiran, maka akan semakin mudah untuk diterima sebagai program pikiran (membentuk mindset) sehingga pada saat tertentu program tersebut sangat sulit untuk diubah. Bagaimana, sudah lebih jelas?
Mindset dikatakan sulit untuk diubah dikarenakan sifat mindset yang konsisten dengan keadaan awal terbentuknya. Ingat, bahwa mindset terbentuk dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Peristiwa-peristiwa di sini dimaksudkan sebagai informasi, pengalaman, atau kejadian yang mendukung untuk sebuah pemikiran yang sama. Jadi, sekali mindset terbentuk akan sangat sulit diubah karena mindset yang terbentuk tersebut betujuan untuk melindungi diri manusia. Namun, sesuatu yang sulit bahkan sangat sulit untuk diubah bukan berarti tidak bisa, tetap ada cara yang bisa dilakukan untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa pengalaman orang-orang hebat seperti Albert Einstein, Thomas A. Edison, dan bahkan orang-orang yang mungkin ada di sekeliling kita. Misalnya, seseorang yang pada masa kecilnya adalah orang yang sangat pemalu berubah menjadi pemimpin di organisasi atau perusahaan, orang yang sebelumnya telah divonis dokter akan tidak bisa hidup lebih lama lagi ternyata bisa sembuh dan sehat, atau orang yang pada masa kanak-kanak dianggap sebagai anak yang bodoh yang kurang mampu untuk belajar di sekolah ternyata menjadi seorang penemu yang sangat terkenal, dan banyak pengalaman lain yang di luar keadaan yang biasa terjadi. Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan perubahan terhadap mindset baik disadari atau tidak.
Banyak studi dan praktik yang dilakukan oleh para akademisi maupun praktisi di bidang psikologi terhadap potensi dan kekuatan pikiran manusia dan hal tersebut masih dilakukan hingga saat ini. Pada masa sekarang telah terdapat banyak metode dan teknik yang bisa dilakukan untuk mengubah pola perilaku seseorang sehingga seseorang tersebut dapat keluar dari belenggu mindset-nya yang keliru. Nah, pada bagian selanjutnya kita akan membahas lebih dalam bagaimana proses perubahan mindset tersebut sangat mungkin untuk dilakukan.
Thanks for reading.
Salam Excellent,
Budi Andryan S. Pandia.
Komentar