Employee Value Proposition (EVP)

Pendahuluan
Secara etimologi istilah Employee Value Proposition (EVP) disusun dari 3 kata, yaitu Employee, Value, dan Proposition sehingga istilah tersebut dapat diartikan sebagai suatu strategi yang dibangun berdasarkan nilai-nilai tertentu yang diwujudkan dalam berbagai cara yang dilakukan oleh Perusahaan atau Organisasi untuk menciptakan suatu “pembeda” bagi setiap karyawannya yang dapat menumbuhkan rasa kebanggaan, keterikatan, dan kebersamaan dalam usaha mencapai tujuan bersama antara Perusahaan maupun karyawan itu sendiri.

Apabila dianalogikan dengan konsep kenegaraan, maka bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa pada akhirnya dapat dipersatukan dalam satu negara yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini dapat kita ketahui dari sejarah terbentuknya NKRI merupakan sebuah proses yang sangat panjang. Bahkan sejarah mencatat bahwa proses tersebut sudah dimulai sejak masa kerajaan Sriwijaya (abad VII), kerajaan Majapahit (abad XIII), sehingga pada akhirnya terjadi pergeseran arah perjuangan ke arah yang lebih intelektual dan modern yang ditandai dengan Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 1908. Sejak saat itu, mulai terbentuk cikal bakal konsep kenegaraan Republik Indonesia. Pada akhirnya, perjalanan panjang tersebut diresmikan melalui proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang menandakan bahwa telah berdiri sebuah negara kesatuan yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berpedoman pada UUD 1945 sebagai landasan hukumnya, Pancasila sebagai dasar ideologi negara, Merah Putih sebagai warna bendera, dan Burung Garuda sebagai lambang negara.

Lantas, apa hubungannya dengan EVP?

Seperti yang telah disampaikan di awal, bahwa EVP sangat erat kaitannya dengan “nilai” yang dibangun oleh Perusahaan (negara) sehingga karyawan (rakyat) memiliki kebanggaan, keterikatan, dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Nah, pertanyaan selanjutnya adalah mengapa Perusahaan harus repot-repot membangun EVP-nya?

Posisi karyawan dalam pendekatan EVP ini dipandang sebagai customer yang harus dipuaskan oleh Perusahaan sehingga secara manusiawi akan tumbuh komitmen yang tinggi dari karyawan untuk berjuang dalam rangka mewujudkan tujuan bersama. Dengan menitikberatkan pada usaha pemenuhan nilai-nilai tersebut, maka Perusahaan menjadi tempat yang membanggakan dan menyenangkan bagi mereka. Dengan demikian, bekerja bukan lah sebuah beban yang harus dipikul oleh karyawan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya karena bekerja merupakan keinginan yang muncul dengan sendirinya dan dengan bekerja tersebut mereka memiliki harapan bahwa mereka akan mencapai tujuannya.

Dalam konteks organisasi Perusahaan, membangun EVP menjadi sangat penting karena pada masa sekarang ini orang-orang yang berada pada kategori top talent populasinya tidak banyak sehingga membuat mereka menjadi cukup selektif untuk memilih tempat bekerja. Hal ini lah menjadi tantangan Perusahaan saat ini, bahwa setiap Perusahaan tidak hanya bersaing untuk meraih pasar, namun bersaing dalam rangka memperebutkan top talent tersebut.

Top talent memiliki karakteristik tersendiri sehingga diharapkan salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam menarik perhatian mereka adalah dengan membangun EVP. Dengan adanya EVP yang kuat dan telah dibuktikan oleh Perusahaan, maka akan menciptakan awareness terhadap keberadaan Perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan ketertarikan, kebanggaan, daya juang, kebersamaan, bahkan loyalitas karyawan kepada Perusahaan. Dengan sendirinya, daya saing Perusahaan akan tercipta dan bukan merupakan hal yang sulit bagi Perusahaan untuk memenangkan pasar dan mewujudkan tujuannya karena perubahan cara pandang terhadap karyawan dengan pendekatan EVP.

Membangun Employee Value Proposition (EVP)
Setelah memahami prinsip dasar dalam EVP, maka pertanyaan berikutnya adalah seperti apa dan bagaimana bentuk dari EVP itu sendiri dan implementasinya di Perusahaan? Well, untuk menentukan EVP yang akan dibangun, maka hal ini sangat tergantung pada komitmen Perusahaan dan hal tersebut juga harus seiring-sejalan dengan strategi HR dalam melakukan pengelolaan SDM di Perusahaan. Pada intinya, EVP yang dibangun harus benar-benar diwujudnyatakan dalam rangka attracting talent maupun enganging the current employee sehingga arah strategi tersebut menjadi seimbang satu sama lain. Secara ringkas, pendekatan tersebut dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:



Gambar 1. Membangun Employee Value Proposition (EVP)

Dari gambar tersebut  di atas, Perusahaan harus dapat men-terjemahkan aspek People, Organization, Opportunity, Work, dan Reward sehingga menjadi pedoman bagi Perusahaan dalam usaha menerapkan EVP yang dibangun tersebut. Pada bagian ini, yang perlu diingat adalah bahwa EVP bukan semata-mata tentang compensation and benefit, namun hal-hal lain yang bersifat non-finansial seperti prinsip/filosofi dasar Perusahaan, kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri, professionalisme, kualitas hidup, work-life balance, pengembangan karir, lingkungan kerja yang nyaman dan aman, dan lain-lain.

Anyway, mengembangkan EVP dan proses implementasinya tentu akan membutuhkan investasi baik dalam bentuk waktu, pikiran, biaya, dan keterlibatan dari seluruh lini organisasi. Sebuah EVP harus unik, relevan dan menarik, sehingga EVP yang dibangun dengan baik akan memberikan banyak manfaat sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Semoga bermanfaat!

Daftar Bacaan
https://en.wikipedia.org/wiki/Employee_value_proposition

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Hindu-Buddha 

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_Nasional_Indonesia 

Gambar 1 diambil dari http://www.simpson-rich.com/main/talent/ 

Komentar

lesmanabenny mengatakan…
nice share pak.. Thank u

Postingan populer dari blog ini

Peran Human Factors Engineering Dalam Human Resource Management (Sebuah Perspektif Teknik Industri)

HR Budgeting

Introduction to Organization Development